Description

Sabun transparan adalah sabun yang memiliki tingkat transparansi tertinggi. Sabun jenis ini memancarkan cahaya yang merambat dalam partikel-partikel kecil, sehingga benda-benda yang berada di luar sabun akan tampak jernih (tembus pandang). Objek dapat dilihat hingga jarak 6 cm (Paul, 2007). Sabun transparan dapat diproduksi dengan beberapa cara berbeda. Salah satu metode tertua adalah melarutkan sabun dalam alkohol dengan memanaskannya dengan lembut untuk membentuk larutan bening, yang kemudian diberi pewarna dan pewangi. Warna sabun tergantung pada pemilihan bahan awal dan, jika bahan berkualitas baik tidak digunakan, sabun yang dihasilkan cenderung sangat kuning (Butler, 2001). https://language-komputer.blogspot.com/2019/07/cara-membuat-sabun-transparan-adev.html Metode produksi sabun transparan termasuk melebur fase lemak dan menyiapkan air untuk melarutkan sukrosa, gliserin dan pengawet. Kedua fase bereaksi dengan larutan alkohol soda kaustik di bawah pemanasan terkontrol. Setelah reaksi selesai, sabun siap untuk memberikan warna dan aroma. Setelah pewarnaan dan pewangi, sabun akhir ditempatkan dalam cetakan atau gelas terpisah dan dibiarkan mengeras sebelum dikemas (Butler, 2001). Sabun diklasifikasikan menjadi tiga kelompok. Sabun berkualitas adalah sabun yang diproduksi dengan bahan baku minyak atau lemak terbaik dan mengandung sedikit alkali atau tidak mengandung alkali gratis. Sabun biasa digunakan untuk sabun mandi yang biasa kita kenal. Sabun kualitas B adalah sabun yang dibuat dengan bahan baku yang berasal dari minyak atau lemak dengan kualitas lebih rendah dan mengandung lebih sedikit alkali, tetapi tidak menyebabkan iritasi kulit. Sabun B ini umumnya digunakan untuk mencuci pakaian dan piring. Sabun C berkualitas adalah sabun yang dibuat dengan minyak atau lemak yang gelap (berkualitas rendah) dan mengandung alkali yang relatif tinggi (Ophardt, 2003). Air merupakan komponen penting dalam proses pengikatan kotoran yang menempel pada sabun. Air digunakan untuk membersihkan sesuatu yang memiliki tegangan permukaan, setiap molekul dalam struktur molekul air dikelilingi dan ditarik oleh molekul air lainnya. Ketegangan permukaan terbentuk ketika molekul-molekul di permukaan air terbentuk di dalam tubuh air. Tegangan ini akan menyebabkan air membentuk butiran pada permukaan kaca atau kain, yang secara bertahap akan menghilangkan permukaan dan menghambat proses pembersihan. Ketegangan permukaan air dalam proses pembersihan harus dikurangi, sehingga air dapat menyebar dan melembabkan seluruh permukaan. Sifat utama bahan dasar sabun harus bisa mengurangi tegangan permukaan. Bahan yang dapat secara efektif mengurangi tegangan permukaan dalam air disebut surfaktan atau surfaktan. Surfaktan memainkan peran penting dalam proses pembersihan, seperti menghilangkan bau dan membentuk emulsi, dan mengikat kotoran dalam bentuk suspensi sehingga kotoran dapat dihilangkan (Kamikaze, 2002). Minyak atau lemak atau asam lemak sangat cocok untuk produk surfaktan karena struktur molekulnya yang sangat spesifik. Bagian ekor hidrokarbon akan memiliki afinitas untuk hidrokarbon alifatik dan senyawa rantai panjang lainnya, sementara di tempat lain, kelompok karboksil akan memiliki daya tarik untuk air (Bailey, 1979). Kotoran yang menempel pada kulit biasanya minyak, lemak dan keringat. Zat-zat ini tidak dapat larut dalam air karena sifatnya yang non-polar. Sabun digunakan untuk melarutkan kotoran kulit. Sabun memiliki kelompok non-polar, yaitu, kelompok -R, yang akan bergabung dengan kotoran, dan kelompok -COONa, yang akan bergabung dengan air karena juga merupakan kelompok kutub. Kotoran tidak bisa lepas karena dikaitkan dengan sabun dan sabun yang melekat pada air (Winarno, 1992).