Description

Bagaimanapun ayah tahu ketika saya bermain Monopoli saya dapat melihat masa depan saya pada akhir permainan. Dia tidak dapat melihatnya, tetapi dia tahu saya dapat melihatnya ... dan dia menggunakan apa yang dapat saya lihat atau mulai melihat sebagai insentif untuk membuat saya lelap bersekolah dan belajar keras. Sekarang saya berkeliling dunia dan bermain Monopoli dengan uang sungguhan. Meskipun keterampilan membaca dan menulis saya tidak kuat, saya membaca dan menulis karena ayah saya yang guru sekolah cukup pandai untuk menemukan topik-topik yang saya minati daripada memaksa saya untuk membaca dan menulis topik-topik yang tidak saya minati. Formula Kemenangan Salah satu hal paling penting yang saya pelajari dari Monopoli adalah formula kemenangan, resep untuk berhasil. Saya tahu bahwa apa yang harus saya lakukan hanyalah membeli empat rumah hijau dan mengubahnya menjadi sebuah hotel merah. Saya tidak tahu bagaimana persisnya saya akan melakukan itu, tetapi saya tahu saya dapat melakukannya ... sekurang-kurangnya itulah persepsi saya atas diri saya pada waktu itu. Dengan kata lain, antara umur sembilan dan lima belas tahun, saya belajar bahwa saya bukanlah searang jenius akademik seperti teman saya Andi si Semut. Ketika saya menemukan formula tersebut di atas papan permainan Monopoli dan sungguh dapat melihat, menyentuh, dan merasakan rumah- rumah hijau ayah kaya saya, saya menemukan formula kemenangan bagi diri saya. Saya tahu bahwa formula rajin belajar dan bekerja keras dari ayah miskin saya untuk mendapatkan keamanan kerja dan duduk sepanjang hari disebuah kantor bukanlah untuk saya. Itulah kabar baiknya. Tetapi seperti telah saya katakan, setiap koin mempunyai dua sisi. Kabar buruknya adalah bahwa pada saat saya berumur lima belas tahun, ancaman "Jika kamu tidak belajar keras, mendapatkan ranking yang bagus, dan mendapatkan pekerjaan yang bagus, kamu tidak akan berhasil", sangat kecil dampaknya pada motivasi saya untuk mempelajari topik-topik yang tidak ingin saya pelajari. Bila saya melihat nilai-nilai tes yang buruk dari anak-anak sekarang, saya yakin itu disebabkan oleh kurangnya alasan atau motivasi yang sama seperti yang mempengaruhi saya dulu. Sebenarnya mereka tidak bodoh. Kenyataannya, anak-anak sekarang tahu lebih banyak mengenai realitas kehidupan dibandingkan banyak orang dewasa. Salah satu alasan kenapa sistem sekolah mempunyai banyak kesulitan untuk mengajar mereka adalah karena tidak seorang pun memberi mereka alasan yang kuat tapi menggembirakan untuk belajar keras dan tetap bersekolah. Saya kira banyak anak akan lebih tertarik untuk belajar jika mereka mulai bermain Monopoli di kelas satu dan kemudian ditanya siapa di antara mereka yang ingin masuk jurusan dengan kurikulum "Siapa Mau Menjadi Jutawan Optimization by https://ahlikandungan.com and https://sekaliklik.id/jam-digital-masjid/