Description

"Jadi rumah-rumah dan tanah ini akan terletak di antara kota bandara?" tanya saya. "Betul," kata ayah kaya. "Maka, bila waktunya tiba, aku akan merobohkan semua rumah sewaan itu dan mengubah tanah ini menjadi tempat industri ringan. Dan aku akan mengontrol salah saru dari sebidang tanah yang paling berharga di kota ini." "Lalu apa yang akan Ayah lakukan?" tanya Mike. "Aku akan mengikuti formula yang sama," kata ayah kaya. "Aku akan membeli lebih banyak rumah hijau dan, bila waktunya tiba, aku akan mengubahnya menjadi hotel-hotel merah, atau tanah industri ringan, atau rumah apartemen, atau apa saja yang dibutuhkan kota ini pada saat ini. Aku bukan orang yang sangat pandai, tapi aku tahu bagaimana mengikuti suatu rencana sukses. Aku bekerja keras, dan aku mengerjakan PR-ku." Ketika Mike dan saya berumur dua belas tahun, ayah kaya sudah memulai gerakannya untuk menjadi salah satu orang terkaya di Hawaii. Dia tidak hanya sudah membeli sebidang tanah industri ini, tetapi dia juga sudah membeli sebidang properti utama di tepi pantai, dengan menggunakan formula yang sama. Pada umur tiga puluh empat, dia melakukan gerakannya dari seorang pebisnis yang tak dikenal menjadi pebisnis yang kaya raya dan sangat kuat. Dia sudah mengerjakan PR-nya. Dalam Rich Dad Poor Dad, pelajaran nomor satu ayah kaya saya adalah bahwa orang kaya tidak bekerja demi uang. Sebaliknya, orang kaya berfokus pada mempunyai uang yang bekerja untuk mereka. Saya juga menulis tentang Ray Kroc, pendiri McDonald's, yang mengatakan, "Aku tidak berbisnis hamburger. Bisnisku adalah real estat." Sebagai seorang bocah, saya akan selalu ingat dampak dari membanding-bandingkan pelajaran dari papan permainan Monopoli dan pelajaran dalam kehidupan riil dengan ayah kaya saya dan banyak individu lain yang sangat kaya. Kekayaan mereka sungguh- sungguh diperoleh dari apa yang ayah kaya sebut "mengerjakan PR mereka". Bagi saya, gagasan bahwa kekayaan diperoleh di rumah dan bukan di tempat kerja adalah pelajaran yang sangat kuat dari ayah kaya saya. Ayah kandung saya membawa pulang banyak pekerjaan, tetapi dia mengerjakan sangat sedikit PR. Setelah saya kembali dari Vietnam pada 1973, saya segera mengikuti kursus investasi real estat yang saya lihat dalam iklan di televisi. Biaya kursus itu US$385. Kursus itu telah membuat istri saya dan saya menjadi jutawan, dan pemasukan dari real estat yang kami beli dengan menggunakan formula yang diajarkan oleh kursus itu telah membelikan kemerdekaan untuk kami. Istri saya dan saya tidak perlu bekerja lagi, karena memiliki pemasukan pasif dari real estat yang berasal dari investasi real estat kami. Jadi kursus berbiaya US$385 sudah membayar saya kembali dalam bentuk sesuatu yang jauh lebih penting daripada uang.