Description

Bukannya mengkritik kami karena tidak mendapatkan ranking yang bagus, dia malah mendorong kami untuk menemukan cara-cara yang secara alamiah membantu kami belajar paling baik. Ayah kandung saya juga memahami bahwa saya membutuhkan insentif, imbalan pada akhir studi saya. Dia tahu saya senang berkelahi dan cukup memberontak untuk tidak mengikuti begitu saja perintahnya untuk "Pergilah ke sekolah". Saya membutuhkan alasan. Dia cukup pandai untuk mengetahui bahwa mengatakan kepada saya, "Pergilah ke sekolah, raihlah ranking yang baik supaya kelak kamu mendapatkan pekerjaan yang baik dan duduk di sebuah kantor, tidak akan memotivasi saya untuk menyukai sekolah. Dia tahu bahwa saya perlu mempelajari apa yang ingin saya pelajari, belajar dengan cara-cara belajar yang terbaik bagi saya, dan bahwa saya harus mempunyai imbalan yang menggembirakan pada akhir studi saya. Dia membantu saya memahami hal ini dan diri saya. Sekalipun dia tidak menyukai gagasan permainan Monopoli saya selama berjam-jam dengan ayah kaya saya, dia adalah guru yang cukup pandai untuk mengetahui bahwa saya bermain untuk mendapatkan imbalan dari permainan itu. Dia tahu saya dapat melihat masa depan saya. Karena itu dia mengatakan, "Pergilah ke sekolah dan lihatlah dunia. Kamu bisa bermain Monopoli di seluruh dunia. Aku tidak mampu mengirimmu ke seluruh dunia, tetapi jika kamu memasuki sebuah sekolah yang mengizinkan kamu belajar ke seluruh dunia, kamu akan menikmati pendidikanmu." Ayah saya tidak menyadari bahwa gagasan itu akan melekat dalam benak saya, tapi gagasan itu memang melekat. Baginya, dunia untuk bermain Monopoli tidak masuk akal. Namun begitu dia melihat saya menyalakan gagasan berkeliling dunia untuk belajar, dia mulai mendorong saya. Dia menemukan sesuatu yang saya. Dia bahkan mulai menyukai gagasan bermain Monopoli saya, walaupun dia tidak dapat memahami gagasan berinvestasi dalam real estat di seluruh dunia karena hal itu tidak ada dalam realitasnya; tapi dia dapat melihatnya menjadi bagian dari realitas saya. Karena saya sudah mempunyai sebuah papan Monopoli, dia mulai membawa pulang lebih banyak buku tentang pergi ke laut dan berkeliling dunia. Jadi pada akhirnya, bahkan ayah saya yang guru sekolah tidak menghiraukan saya bermain Monopoli. Dia dapat melihat bahwa hal itu tidak hanya menyenangkan, tetapi saya sungguh terarik pada itu. Dia dapat mengawinkan sebuah permainan dengan topik-topik yang ingin saya pelajari. Dia menemukan imbalan yang akan saya raih dengan belajar keras—dan imbalan itu adalah berkeliling dunia dan bermain Monopoli dalam kehidupan riil. Dia merasa hal itu merupakan realitas kekanak-kanakan dan tidak dewasa, tetapi itulah realitas yang dapat membuat saya gembira. Optimization by https://ahlikandungan.com and https://sekaliklik.id/jam-digital-masjid/