Description

Saya sering mendengar orang mengatakan, "Suatu hari aku akan mempunyai kantor di sudut dengan jendela di kedua sisinya." Saya tidak pernah ingin duduk di dalam sebuah kantor. Saya mempunyai gedung-gedung perkantoran, tetapi saya tidak mempunyai sebuah kantor pun. Jika saya harus melakukan pertemuan atau rapat, saya menggunakan ruang konferensi perusahaan atau sebuah restoran. Saya benci dibatasi sebagai seorang anak, dan sekarang pun saya benci dibatasi. Cara terbaik untuk membuat saya tetap duduk di ruang yang sempit adalah memainkan sebuah permainan, dan sekarang saya pergi bekerja dan terus memainkan permainan—tetapi kali ini adalah permainan Monopoli yang dimainkan dengan uang sungguhan. Saya bermain karena itulah cara belajar terbaik untuk saya. Ketika ayah kandung saya melihat saya menyukai permainan dan olah raga. dia menyadari bahwa saya belajar paling baik dengan berbuat/mengerjakan daripada dengan mendengarkan. Dia tahu bahwa saya tidak akan berhasil baik dalam pendidikan akademis formal. Menyadari bahwa saya adalah seorang pembelajar aktif, dia mulai mendorong saya untuk memilih sekolah yang mengajar murid-muridnya dengan berbuat daripada dengan mendengarkan. Itu sebabnya saya melamar dan menerima pencalonan untuk the U.S. Naval Academy dan the U.S, Merchant Marine Academy. Saya melamar sekolah yang akan mengirim saya berlayar di atas kapal besar untuk belajar ke seluruh dunia. Saya belajar untuk menjadi perwira kapal. Setelah lulus, saya melanjutkan ke the Marine Corps untuk belajar terbang, dan saya menyukainya. Saya senang belajar di atas kapal, dan saya senang belajar di dalam pesawat. Saya bisa menoleransi pekerjaan ruang kelas yang diwajibkan karena hal itu menuntun ke pembelajaran hidup riil untuk berlayar dan terbang. Saya belajar di ruang kelas karena saya ingin belajar, dan ketika saya mau belajar, saya akan belajar lebih keras, saya tidak bosan, saya merasa lebih pandai, dan saya mendapat ranking yang lebih baik. Ranking yang lebih baik berarti saya dapat melakukan hal-hal yang lebih menggembirakan seperti berlayar atau terbang ke Tahiti, Jepang , Alaska, Australia, New Zealand, Eropa, Amerika Utara, Afrika, dan tentu saja, Vietnam. Jika ayah kandung saya tidak menjelaskan gaya-gaya belajar yang berbeda kepada saya, barangkali saya sudah drop out dari sekalah. Barangkali saya akan sudah memilih sekolah dengan ruang kelas yang biasa, menjadi bosan, terlalu banyak berpesia, dan bolos sekolah. Saya benci dibatasi atau dikurung, saya benci merasa bosan dan dikuliahi, dan saya benci mempelajari subjek-subjek yang tidak dapat saya lihat, sentuh, dan rasakan. Ayah saya adalah seorang jenius linguistik-verbal, namun dia cukup pandai untuk mengetahui bahwa anak-anaknya tidak. Alasan dia jarang mengkritik kami karena tidak berhasil baik di sekolah, sekalipun dia adalah kepala pendidikan, adalah karena dia tahu bahwa empat anaknya belajar dengan cara- cara yang berbeda. Optimization by https://ahlikandungan.com and https://sekaliklik.id/jam-digital-masjid/